Biografi Sir Alex Ferguson
Desember 1941 di Govan, Glasgow, Alexander Chapman Ferguson lahir
dari pasangan Alexander Beaton Ferguson, seorang buruh pekerja galangan
kapal dengan Elizabeth Hardie. Ia menghabiskan masa kecilnya di daerah
Govan, Skotlandia bersama adiknya Martin Ferguson. Karier sepak bola
Ferguson dimulai ketika ia
bergabung dengan klub amatir Queens Park pada umur 16 tahun. Berposisi
sebagai striker ia mencetak 20 gol pada musim debutnya dan pindah pada
musim berikutnya ke klub amatir St. Johnstone. Di klub barunya, Ferguson
mengejutkan publik dengan mencetak hattrick melawan klub idolanya
Glasgow Rangers.
Performanya membuat
ia dikontrak profesional oleh Dunfermline. Pada musim pertamanya
Ferguson berhasil mencapai final Piala Skotlandia melawan Glasgow Celtic
akan tetapi kalah 3-2. Ferguson sendiri tidak tampil dalam final karena
penampilan buruknya ketika melawan St. Jonstone pada pertandingan
sebelumnya. Musim keduanya bersama Dunfermline, ia berhasil keluar
sebagai pencetak gol terbanyak Liga Skotlandia bersama Joe McBride
dengan 31 gol. Prestasi ini akhirnya mengantarkan Ferguson ke klub
impiannya sejak kecil, Glasgow Rangers. Masa-masa di Rangers ternyata
tidak menyenangkan Ferguson.
Ia sering dicadangkan dan berlatih dengan tim junior. Hal ini membuat Fergie tidak
betah dan hanya bertahan 2 musim bersama Rangers. Ia kemudian ditawari
pindah oleh klub Inggris, Nottingham Forest. akan tetapi istrinya,
Cathie tidak menyetujui kepindahan mereka ke Inggris. Ia lalu memilih
untuk pindah ke klub Falkirk. Ferguson dipromosikan sebagai pelatih
merangkap pemain. Namun tak lama kemudian jabatannya digantikan oleh
John Prentice. Ferguson kemudian memilih untuk pindah ke Ayr United
dimana ia bermain disana sampai pensiun sebagai pemain pada 1974.
Sebagai pemain Ferguson telah mencetak total 170 gol dalam 317
pertandingan.
Pada bulan Juni
tahun 1974, sesaat setelah ia pensiun sebagai pemain, Ferguson ditunjuk
sebagai manajer paruh waktu unutk East Stirlingshire pada usia 32 tahun.
Kariernya di East Stirlingshire hanya bertahan sebentar karena pada
bulan Oktober 1974 ia menerima pinangan St. Mirren untuk menjadi manajer
Kariernya di St.
Mirren berlangsung gemilang, selama 4 musim menangani klub tersebut
(1974-1978). Ferguson mengangkat klub kecil yang tadinya hanya ditonton
oleh 1000 orang dalam pertandingan kandanganya itu menjadi juara Liga
Skotlandia pada musim 1977 dengan permainan menyerangnya. Selain itu ia
berjasa dalam menemukan bakat-bakat muda dalam diri Billy Stark, Tony
Fitzpatrick, Bobby Reid dan Peter Weir. Kesuksesan Ferguson dalam
mengangkat St. Mirren ternyata berujung pada pemecatan pada tahun 1978
karena konflik internal antara Ferguson sendiri dengan staffnya.
Presiden klub St. Mirren, Willie Todd bahkan mengatakan bahwa Ferguson
“tidak mempunyai kemampuan manajerial yang baik”. Dengan demikian St.
Mirren adalah klub satu-satunya yang pernah memecat Ferguson sepanjang
karier manajerialnya.
Ferguson kemudian
menjadi manajer Aberdeen menggantikan Billy McNeil yang pindah ke
Glasgow Celtic, ia diharapkan untuk mengembalikan masa kejayaan Aberdeen
yang menjuarai Liga Skotlandia terakhir kali pada 1955. Namun karena
usia Ferguson yang terbilang cukup muda (36 tahun) tetap saja ia
kesulitan meraih respek dari para pemain yang beberapa diantaranya lebih
tua dari manajer mereka sendiri. Pada musim debutnya, Aberdeen meraih
peringkat ke 4 walaupun tidak pernah kalah sebelum Desember 1978.
Ferguson juga membawa Aberdeen ke semifinal Piala Skotlandia dan Piala
Liga Skotlandia. Pada musim berikutnya Aberdeen kembali kalah dalam
final ajang Piala Liga Skotlandia oleh Dundee United setelah
pertandingan replay. Ferguson menyalahkan dirinya sendiri yang
seharusnya mengubah taktik dan komposisi pemain dalam pertandingan
replay tersebut. Setelah pertandingan final itu, performa Aberdeen
mengalami peningkatan sampai mereka menjadi juara Liga Skotlandia pada
akhir musim 1979/80. Hal ini membuat Ferguson mendapatkan kepercayaan
dan respek dari para pemain dan direktur klub. Ia tetap menjadi manajer
yang penuh disiplin sehingga pemain-pemainnya menjulukinya “Furious
Fergie” atau “Fergie yang Galak”.
Pada musim yang sama, Ferguson adalah
salah satu staf pelatih dalam tim nasional Skotlandia ketika menghadapi
ajang Piala Dunia 1986. Namun meninggalnya pelatih utama mereka, Jock
Stein, membuat Ferguson ditunjuk menjadi pelatih utama Skotlandia pada
Piala Dunia 1986. Ia kemudian menunjuk Archie Knox menjadi asisten
manajer yang mana adalah juga asistennya di Aberdeen. Karena
jasa-jasanya di Aberdeen, Ferguson kemudian diusulkan untuk menjadi
salah satu direktur di klub tersebut, namun Fergie menolaknya dan
mengatakan bahwa ia berniat untuk pindah dari Aberdeen pada akhir musim
1985/86. Walaupun ia tetap berada bersama Aberdeen pada awal musim
1986/87, namun pada November 1986, Ferguson akhirnya menerima pinangan
Manchester United untuk menjadi manajer mereka menggantikan jabatan yang
dipegang Ron Atkinson.
Awal kariernya di
Old Trafford tidaklah semulus yang ia kira. Saat itu MU terbelit dalam
masalah alkohol yang kritis. Beberapa pemain andalan mereka (Norman
Whiteside, Paul McGrath dan Bryan Robson), mempunyai hobi menenggak
minuman keras dan mempunyai level kebugaran yang “menyedihkan”.
Ferguson, bersama-sama dengan Archie Knox yang diangkat menjadi asisten
manajer saat itu, secara perlahan-lahan mengubah kebiasaan buruk itu dan
menanamkan disiplin ketat bagi para pemain, hal yang masih berlaku
sampai saat ini di MU.
Musim 1989/90, Ferguson kembali
mendatangkan pemain baru Paul Ince, Mike Phelan, Neil Webb dan bek Gary
Pallister. Pada awal musim United berhadapan dengan juara bertahan
Arsenal dimana Setan Merah berhasil menang 4-1 namun performa United
menurun dan setelah kekalahan memalukan 5-1 dari rival sekota Manchester
City, spanduk yang meminta Fergie untuk mundur mulai bermunculan di Old
Trafford. Fergie sendiri menggambarkan bulan Desember 1989 adalah
“masa-masa tergelap selama kariernya dalam dunia sepak bola” dimana
United manjadi salah satu calon klub yang akan mengalami degradasi dari
Liga Inggris. Dewan direktur klub tetap mempercayai Fergie sebagai
manajer. Mereka bisa mentoleransi penampilan buruk klub karena beberapa
pemain kunci cedera dan mereka juga puas atas peran serta Ferguson yang
mengubah sistim pelatihan dan pencarian bakat di United. Kepercayaan
dewan direksi klub dijawab Ferguson dengan kemenangan 1-0 pada final
replay Piala FA melawan Crystal Palace yang saat itu diperkuat oleh Ian
Wright. Raihan trofi ini adalah yang pertama untuk Fergie selama
menangani United dan disebut-sebut sebagai trofi penyelamat kariernya di
MU.
Musim 1994/95
merupakan ujian berat bagi Fergie, karena Cantona harus absen selama 8
bulan karena menendang seorang suporter Crystal Palace di Selhurst Park,
kandang Palace. Selain larangan tampil selama 8 bulan, Cantona juga
mendekam di penjara selama 12 hari dan harus menjalankan tugas sosial
selama 120 jam. Untuk mengisi posisi Cantona, maka United mentransfer
Andy Cole dari Newcastle United sebesar £7 juta plus Keith Gillespie
untuk Newcastle. Selain itu musim ini juga menjadi musim debut para
pemain muda dari skuat 1992 yang menjuarai Piala FA Junior : Paul
Scholes, Gary Neville, Nicky Butt dan David Beckham setelah
sebelumnya Ryan Giggs (yang berpromosi dari skuat 92) telah mendapat
tempat reguler dalam tim inti United. Namun United gagal mempertahankan
gelar juara setelah imbang 1-1 melawan West Ham United pada pertandingan
terakhir musim itu.
Mengawali musim
1997/98 dengan skuat belia yang makin matang, Fergie menambah kedalaman
skuat dengan mentransfer striker Inggris, Teddy Sheringham, yang memakai
kostum no. 10 milik Beckham, untuk mengisi posisi yang ditinggalkan
Cantona dan bek Henning Berg dari Norwegia. Musim ini berakhir dengan
kegagalan bagi United dalam semua ajang. Pada musim panas 1998, Fergie
kembali mentransfer seorang striker, Dwight Yorke dari Aston Villa, bek
tangguh dari Belanda, Jaap Stam dan winger serba bisa Jesper Blomqvist
dengan total nilai transfer mencapai hampir £30 juta. Dengan kedalaman
skuat United mereka, Setan Merah mencapai kesuksesan mereka pada musim
ini dengan raihan 3 trofi juara dalam semusim (dikenal dengan nama “The
Treble”)
Pada musim 1999/00 dominasi United bersama Fergie semakin
terlihat di klasemen akhir Liga Inggris, dimana Setan Merah unggul jauh
atas rival mereka dengan 18 poin. Pada Desember 1999 United meraih
trofi Piala Toyota mereka yang pertama dalam sejarah klub dengan
mengalahkan Palmeiras di final. Giggs keluar sebagai pemain United
pertama yang meraih gelar pemain terbaik pada ajang ini. Kepiwaian
Fergie dalam mengembangkan United sebagai merek global tutur mendongkrak
performa klub pada ajang kompetisi. Hal ini membuat United menjadi
magnet bagi pesepak bola terbaik dunia untuk bergabung di Old Trafford.
Pada awal musim
2001/02 diwarnai dengan penjualan kontroversial bek Jaap Stam ke Lazio
seharga £16 juta, yang mana membuat keseimbangan skuat Fergie terganggu.
Absennya Stam di lini belakang United tidak mampu ditutupi oleh bek
United lainnya dan keputusan ini pun disesali kemudian oleh Ferguson
yang kerepotan mencari suksesor sang bek. Performa United menukik tajam
dengan menempati peringkat 9 pada paruh musim. Performa United membaik
seiring bergabungnya bek tua (36 tahun) Laurent Blanc dari Inter Milan
pada Januari 2002 dan United pun menang dalam 8 laga Liga sehingga
melaju ke peringkat atas Klasemen Liga. Namun hasil tersebut hanya bisa
membawa United berakhir di peringkat 3 klasemen. Musim ini pun
seharusnya menjadi musim terakhir Fergie menangani United karena faktor
usia dan penurunan prestasi. Namun Fergie membatalkan niatnya unutk
mundur dan tetap menangani United untuk 3 tahun ke depan.
Awal musim 2006/07 menjadi suatu ujian bagi sisi manajerial Fergie. 2 orang pemain utamanyaCristiano Ronaldo dan Wayne Rooney terlibat perselisihan pada ajang Piala Dunia 2006. Insiden itu membuat rumor soal kepergian Ronaldo dari United makin membesar. Namun Fergie berhasil membujuknya agar bertahan di United dan mendamaikan kedua orang itu. Keberhasilan Fergie meredam emosi keduanya menjadi bahan bakar utama skuat United dalam menjalani awal musim baru. Awal musim berlangsung baik bagi United yang untuk pertama kalinya memenangkan 4 pertandingan liga secara beruntun. Sekali lagi Fergie membuktikan dirinya sebagai master dalam mendatangkan pemain yang cocok dengan skema permainan yang diinginkan. Pada akhir musim United tidak terkejar dan mengamankan gelar juara Liga Inggris. Pada ajang Eropa, Fergie mengantarkan United mencapai semifinal dengan mencetak rekor kemenangan atas AS Roma 7-1 pada laga perempat final di Old Trafford. Pada laga semifinal United kalah dari AC Milan dengan agregat 3-5 setelah unggul 3-2 di Old Trafford. Walaupun begitu hasil ini merupakan tanda kebangkitan dari Setan Merah.
Awal musim 2007/08,
Fergie kembali mendatangkan pemain untuk memperkuat skuatnya. gelandang
bertahan Owen Hargreaves yang sukses bersama tim nasional Inggris di
Piala Dunia 2006,sayap serba bisa Nani dari Portugal, gelandang serang
Anderson dari Brazil dan striker Carlos Tevez resmi bergabung dengan
Fergie di Old Trafford. Dengan kedalaman skuatnya, Fergie mengincar
pencapaian gelar Eropa kedua bersama Setan Merah. Namun harapan Fergie
sepertinya akan terbang seiring dengan performa dibawah standar United
yang hanya meraih hasil imbang dalam 2 laga awal serta kalah 0-1 dari
rival sekota Manchester City. Namun Fergie berhasil memotivasi skuatnya
dan penampilan United sonta berubah drastis menjadi kompetitor dalam
meraih gelar juara Liga Inggris bersama Arsenal dan Chelsea. Musim ini
juga merupakan musim terbaik dariCristiano Ronaldo yang
secara luar biasa mencetak 42 gol dalam semua ajang yang diikuti oleh
United, meraih trofi Sepatu Emas sebagai top-scorer Eropa, top-scorer
Liga Inggris (35 gol) dan menjadi kandidat Pemain Terbaik Dunia FIFA.
Pada akhir musim, Fergie kembali tampil di Final Liga Champion
berhadapan dengan Chelsea, Ronaldo membawa United unggul 1-0 pada babak
pertama sebelum disamakan oleh Chelsea pada babak kedua. Lewat drama adu
pinalti, Fergie sukses memenangkan gelar Liga Champion keduanya
sepanjang kariernya sebagai manajer. Fergie juga berhasil membawa United
meraih trofi Piala Dunia Antarklub yang pertama bagi United.
Pada akhir musim
ini Fergie mengumumkan dirinya akan mundur dari jabatan manajer
Manchester United pada tahun 2011, sesuatu yang kemudian diralatnya
sendiri dengan mengatakan akan terus menjadi menajer United selama
fisiknya masih memungkinkan. Musim berikutnya Fergie kembali meraih
trofi juara Liga Inggris untuk ke 11 kalinya dan mengantar United
menyamai rekor Liverpool yang telah menjuarai Liga Inggris 18 kali.
Akhir musim 2008/09 juga menjadi musim terakhir bagiCristiano Ronaldo yang
pindah ke Real Madrid dengan rekor transfer dunia sampai saat ini, £80
juta. Menjadikannya pemain termahal yang pernah dijual Fergie selama
kariernya sebagai menejer klub
Tidak ada komentar:
Posting Komentar